STIE Latifah Mubarokiyah menyelenggarakan Seminar Nasional dengan Topik Memahami dan Mengatasi Masalah Remaja di Era Digital dengan Pemateri Ibu Elisa Widiyawati, S.Psi., LED., CHCO. Dalam pemaparannya Ibu Elisa menjelaskan bahwa di era yang semakin terdigitalisasi seperti sekarang ini, peran guru bimbingan dan konseling (BK) tidak hanya penting untuk memberikan arahan akademis, tetapi juga untuk membimbing siswa dalam menavigasi kompleksitas dunia digital. Guru BK memiliki tanggung jawab yang besar dalam memahami dampak teknologi digital terhadap perkembangan emosional, sosial, dan psikologis siswa. Dalam konteks ini, mereka harus mampu mengintegrasikan pemahaman tentang teknologi dengan prinsip-prinsip konseling tradisional untuk memberikan bimbingan yang holistik dan berdaya guna bagi individu muda.

Pertama-tama, penting untuk diakui bahwa digitalisasi telah mengubah cara interaksi dan pembelajaran, tidak hanya di dalam kelas tapi juga di luar kelas. Siswa menghabiskan banyak waktu mereka di dunia digital, terlibat dalam media sosial, konsumsi konten online, dan menggunakan aplikasi berbagai macam. Namun, bersamaan dengan kemudahan dan aksesibilitas yang ditawarkan teknologi, ada juga tantangan besar yang perlu diatasi, terutama dalam konteks kesehatan mental dan keseimbangan kehidupan. Guru BK harus memahami bahwa siswa dapat mengalami tekanan dari ekspektasi media sosial, perbandingan diri yang tidak sehat, dan bahkan risiko kecanduan teknologi. Ini menuntut mereka untuk tidak hanya menjadi pendukung akademis tetapi juga konselor yang sensitif terhadap kebutuhan emosional dan psikologis siswa. Dalam menghadapi tantangan ini, guru BK perlu mengembangkan strategi yang memungkinkan mereka untuk mengajarkan siswa bagaimana menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan sehat.
Sebagai contoh, guru BK dapat memulai dengan memfasilitasi diskusi terbuka tentang dampak positif dan negatif dari penggunaan media sosial. Mereka dapat membantu siswa mengenali tanda-tanda perilaku yang tidak sehat atau kecanduan, serta mengajarkan keterampilan manajemen waktu dan pengaturan diri yang baik. Melalui pendekatan ini, guru BK tidak hanya berperan sebagai penasihat, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan yang dapat dipercaya bagi siswa dalam menghadapi tantangan di dunia digital. Selain itu, guru BK juga memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa membangun identitas digital yang positif. Ini melibatkan membimbing siswa dalam memahami bagaimana tindakan online mereka dapat mempengaruhi reputasi mereka di masa depan. Dalam era di mana jejak digital dapat memiliki dampak jangka panjang pada karir dan kehidupan pribadi seseorang, guru BK perlu menyediakan arahan tentang etika online, perlindungan privasi, dan pentingnya membangun citra digital yang konsisten dengan nilai-nilai pribadi dan profesional mereka.